
Liverpool vs Bournemouth bukan sekadar laga pembuka musim baru Premier League — ini adalah momen sentimental yang dipenuhi emosi, gol dramatis, dan sorotan atas isu serius.
Awal yang Sarat Penyesalan: Kehilangan Jota
Malam itu diawali dengan penghormatan penuh haru terhadap Diogo Jota dan saudara lelakinya, André Silva, yang wafat beberapa waktu lalu. Aksi dimulai dengan satu menit keheningan, para pemain mengenakan armband hitam, dan para pendukung membentangkan mosaik penghormatan. Sebuah momen emosional yang dirasakan mendalam oleh semua yang hadir di Anfield.
Debut Gemilang: Ekitike & Gakpo
Baru masuk laga, Liverpool langsung memimpin:
- Hugo Ekitike, rekrutan anyar, mencetak gol pertamanya di Premier League pada menit ke-37 dan tak lama kemudian memberikan assist untuk gol Cody Gakpo di awal babak kedua.
Bournemouth Balas Dengan Kejutan
Tertinggal dua gol tak membuat Bournemouth menyerah. Justru, Antoine Semenyo membalas dengan dua gol cepat di babak kedua (menit ke‑64 dan ke‑76), memaksa skor menjadi imbang 2‑2. Aksi ini makin dramatis karena terjadi di tengah laporan insiden pelecehan rasial oleh seorang suporter terhadap Semenyo sebuah insiden serius yang menyebabkan laga sempat dihentikan sejenak dan pihak kepolisian turun tangan.
Gol Penentu dari Chiesa & Salah
Saat Bournemouth sepertinya akan memboyong satu poin, Federico Chiesa pemain pelapis yang langka diturunkan musim lalu menjadi pahlawan. Dengan voli terarah di menit ke-88, ia memberikan kembali keunggulan buat Liverpool. Dan Mohamed Salah menutup malam dengan gol penutup di masa injury time, membawa skor menjadi 4‑2.
Gol Salah bukan hanya menyegel kemenangan, tapi juga emosional ia terlihat meneteskan air mata, memberi penghormatan pada Jota dengan selebrasi simbolis, dan melanjutkan rekor impresifnya sebagai pencetak gol paling produktif di laga pembuka musim Premier League.